Tuesday, August 20, 2013

Kalimah Allah...


KALIMAH ALLAH ...AGAIN!

I am trying to understand my fellow Christians friends on their bid to use the word Allah in their publications and printings. What I have picked up from news portals, websites from some Christian organizations, picking up from conversations, personal as well as political blogs, these are their “concerns” on why they would want to use Allah in referring to God, in Malaysia:

1)      There are Bahasa Malaysia – speaking Christians communities who want to use God in Bahasa Malaysia, and hence Allah is the transliteration
2)      To narrow the gap between faiths – as well as to promote as much as common ground that exist between religions

On issue no. 1, this has been deliberated academically through theology or historical evidences or in linguistics studies, as well as using logical sense. I won’t be deliberating the readily available paper works on the findings and substantiation of the ridiculous-ness of using Allah rather than Tuhan to translate God. However, the conclusion of my findings is that my fellow Christians colleagues are being dishonest in their appeal. Can’t you be more transparent? Isn’t it true that you would like to use the word Allah to ease your evangelisation struggle to the Muslim community? Malaysian law allows you to practice your religion as much as you please, but please, no effort must be made to preach the Malays, as well as to Muslims of other races. I bet no official statements from any churches have highlighted this, but we have seen evidences that this is one of your original intent of using the word Allah as substitute to God.

I also wonder why Parabrahman, the supreme God of the Hindus is not translated as God in the Tamil Bible, but Kadavul is being used instead?

On issue no. 2, why is it to begin with, the Christian associations file a lawsuit against the government (Home Minister) who banned them from using word(s) / noun(s) that have been preserved for Muslims only in Malaysia? Why did they (the Christians) not request to have dialogues with Home Minister first to begin with? Or request for open talks with Majlis Agama or Muslims’ NGOs on their rationale to use the word Allah as translation to God? Have they ask the Muslims, “is it OK for us (the Christians) to do so?”; “What are your concerns, my dear Muslim friends for not allowing us to use Allah as God?” It seems that these Christians associations who made the claim to use Allah as God are the one who started the hostile move though they claim to narrow the gap between faiths and promoting inter-religion harmony.

It seems their approach is already unfair to begin with. I see my fellow Christian colleagues of various associations have only approach the selected minority Muslim who agree with them to use the word Allah, be them political figures, Muslim religious figures and Muslims’ NGOs who are at present providing patronage to their move. What about the dozens of Muslims’ associations and states’ official Islamic bodies who did not agree? I thought that building a bridge is about bringing closer and connecting those who are distant or of opposing opinions, and not about simply forming alliances with those already with the same idea or on the same side, claiming to be large in numbers and that the 'bridge' has been built and then estraging those who contrasted the Christians demand.

I am proudly saying that, I am standing at the side of the Muslim lawyers’ team for the hearing at Mahkamah Rayuan on the 22nd August 2013, to go against, not Christianity nor the considerate Christians, but the egocentric, arrogant, absent-minded and thoughtless persons who have hurt the feeling of millions of Muslims across the nation with their selfish claim.


Norhidayah Binti Ismail is a senior engineer in a multinational oil & gas company, who serves the community through Ikatan Muslimin Malayisa (ISMA) of Melaka Branch, and also tasked to the  central working committee at ISMA’s Family & Society Development Bureau (Biro Keluarga & Masyarakat) as well as International Affairs Bureau (Biro Luar Negara). She can be contacted through e-mail at ummu.insyirah10@gmail.com

Thursday, April 18, 2013

Very Fruitful Discussion (18VL)

P/S: 18 VL , very lengthy ..
We met a lot of people in the virtual world. Some of them are worth to be communicated with. While some are not. I love those whose effort and work revolves in the real world rather than ONLY around the keyboard..
 
From:  XXXX
Date: Tue, 19 Mar 2013 17:30:33 +0000
To:
Subject: Soalan dari Facebook

Assalamualaikum.

Maaf, saya baru terbaca personal mesej di Facebook (tidak keluar notification di FB saya disebabkan ia bukan mesej dari connected friend).

Saya salin soalan di link tersebut yang telah saya taip.

"Jazakillah atas perkongsian link tersebut, saya sudah baca, dan sangat menarik point point yang Dr Aznan kemukakan. Cuma itu tidak menjawab soalan yang saya ada terhadap komen komen yang saudari tinggalkan di blog tersebut.

Harapny
a boleh saya bertanya di sini. Saya merujuk kepada komen dibawah ini:

“Sekali lagi perlu sangat difahami bahawa SYARAT PERTAMA KEADILAN DI DALAM ISLAM, adalah sang hakim, sang pemimpin, sang penjawat itu adalah seorang yang Muslim. Ternyata TIDAK SAMA DEFINASI ADIL PADA SYARIAT ISLAM DAN DEFINASI ADIL PADA SYARIAT SELAINNYA. APAKAH ADIL ORANG YANG MENSYIRIKKAN ALLAH? IAITU ORANG YANG TIDAK BERHUKUMKAN DENGAN HUKUM ALLAH. Kalau begitulah definasi adil kita, nanti bila kahwin, cari wali yang “adil”, tak perlu seorang muslim.”

Saya jadi tertarik dengan kenyataan ini. Menurut komen saudari, mereka yang mensyirikkan Allah itu TIDAK ADIL (dalam kata mudahnya “ZALIM” [tidak berlaku ADIL adalah ZALIM menurut syariat Islam]).

Timbul persoalan dalam diri saya, disebabkan kita telah menghukum/mengkelaskan mereka sebagai ZALIM/TIDAK ADIL, jadinya bolehkah kita berinteraksi dengan mereka yang ZALIM ini dalam hidup kita? Contoh interaksi yang mungkin berlaku:

1. kita mengambil orang yang ZALIM bekerja di dalam Syarikat kita.
2. kita berurus niaga dengan orang yang ZALIM (berjual beli dengan mereka atau membeli belah dengan syarikat yang dipunyai oleh mereka)
3. kita bekerja di dalam syarikat dimiliki oleh orang yang ZALIM (gaji kita dibayar oleh orang yang ZLIM).
4. Kita tinggal di Negara yang dipimpin oleh orang yang ZALIM.
Disebabkan mereka ini adalah ZALIM, saya menjadi risau pula bila memikirkan yang selama ini, ramai orang Islam terutamanya di Malaysia, sudah melakukan interaksi dengan orang orang ZALIM tanpa mereka sedari hukum hakam yang digariskan dalam Islam. Ada sebarang pencerahan pada persoalan saya ini?"

Terima kasih kerana sudi membaca soalan saya (walaupun mungkin tiada masa untuk menjawabnya)
 
#############################
 
From: hidayah_10@yahoo.com
Date: Wed, 20 Mar 2013 02:05:20 +0000
To: XXXXX
ReplyTo: hidayah_10@yahoo.com
Subject: Re: Soalan dari Facebook

Salam,

Akhi XXXXX,

Persoalan zalim ni memang tidak dinafikan sangat berlegar di sekitar kita hatta berlaku dalam diri kita.

Kezaliman berlaku pada beberapa peringkat:
1) Kezaliman orang2 mukmin yang melakukan dosa tetapi kemudian bertaubat kepada Allah (ingat doa yang Nabi ajar "robbi inni zolamtu nafsi zulman kathira, wa laa yaghfiru zunuba illa anta" (Tuhanku, sesungguhnya aku menzalimi diriku dengan kezaliman yang banyak, dan tiada yang mengampunkan dosa2ku selain Engkau), dan juga hadith setiap anak adam melakukan dosa, tetapi yang terbaik adalah bertaubat.

2) Kezaliman orang yang mengakui beriman kepada Allah, tapi terus-terus berada dalam keadaan dosa. Allah gelar mereka pelbagai gelaran termasuk muzlimun (org yg zalim), mujrimun (org yg berlaku dosa), .. Larut dalam dosa seolah macam tak de tanda2 nak berubah, tetapi dia masih mengakui Allah itu Rabb-nya dan Muhammad itu Rasul-Nya, masih rasa nak masuk syurga, tak nak masuk neraka.. Tapi nafsunya masih besar mengatasi keinginan utk segera bertaubat.. Ingat hadis tolong saudaramu yang zalim dan menzalimi.. Pastu sahabat tanya, nak tolong yang menzalimi ni macam mana? Tolong ubah dia, tolong hentikan dia dari lakukan kezaliman dan hentikan dia daripada larut dengan dosa2.. (Another important point untuk para pendakwah..) Ingat kata2 Hassan Al Hudhaibi, nahnu dhu'at laa qadha' (kami pendakwah bukan penghukum).

3) Kezaliman orang yang mensyirikkan Allah.. Termasuk menolak hak-hak dan neraca hakimiyyah Allah.. Hadis Nabi menyebut ini antara dosa besar yang Allah tak ampunkan.. Tapi ada golongan yang zalim tahap 3 ni, dia hanya restrict kekufurannya to himself .. As personal choice tidak mahu beriman kepada Allah.. Kita gelar mereka kafir, kerana telah sampai pada mereka mesej Islam, tetapi tidak mengambil endah.. Tapi mereka tidak mengambil pendirian anti Islam. Melainkan kalau orang ni dok kat Kutub Selatan, Hutan Amazon, yang pendakwah Islam tak sempat sampai kat dia, takde internet dan Astro Oasis pulak tu.. Ni kes lain..(ni memang salah pendakwah la ni, sibuk gado kat FB sampai tak cari mad'u2 yang still unreachable.. Hihi) .. Btw, Allah sebut dlm Quran, tak salah buat baik dengan mereka yang kafir ni yang tidak memerangi kamu dan tidak menghalau kamu dari negeri kamu..

4) Kezaliman orang yang tahu kebenaran Islam, dan menolaknya.. Dia bukan sekadar mensyirikkan Allah, tetapi menjadikan sebahagian dari agenda perjuangan hidupnya secara sedar dan terancang untuk menolak apa jua syiar Islam (tanda2 bukti Islam tertegak) serta syariat Islam (segala peraturan, ketetapan, perundangan dan hak hakimiyyah yang ditentutukan Allah). Kebencian mereka jelas terhadap muslim dan mukmin sehinggalah kaum muslimin dan mukminin dapat ditundukkan mengikut millat (cara hidup) mereka.. Dia tak mau kita hidup cara Islam yang syumul tapi tunduk pada cara hidup mereka yang liberal, plural, dan berasaskan hak asasi yang ditafsirkan melalui akal dan nafsu mereka.. Cara menangani mereka mesti buku bertemu ruas (dan sambil tidak meninggalkan aspek dakwah)..

5) Kezaliman orang yang tahu kebenaran Islam, dia menolaknya.. Tetapi dia tidak menzahirkan kekafirannya.. Bahkan menyamar pula menjadi seorang muslim.. Dan pada hakikatnya, dia ni sama naik dengan orang kategori (4), mereka digelar munafiq. Hikmahnya Allah sahaja yang tahu, yang ditunjukkan melalui qudwah Rasulullah, golongan ini tidak pernah "disentuh" atau diisytiharkan kebencian dan peperangan terhadap mereka. Bak tafsiran Syed Qutb dalam tafsir fi zilal Surah Al Munafiqun, "Allah tidak mahu menyerahkan urusan hati manusia kepada manusia". Dan Rasulullah juga berkata kepada Umar, "adakah kamu mahu masyarakat Muslim menyatakan bahawa Muhammad membunuh sahabat", ketika Umar menyarankan agar Abdullah Bin Ubay dibunuh. Dan juga saranan sahabat Rasulullah, Usayd, yang diterima saranan ini oleh Rasulullah "layanlah mereka dengan lemah lembut" , I.e layanan sama seperti seorang muslim. Tetapi Rasulullah sangat berhati-hati dengan tindak tanduk golongan munafiq ini dan juga perkataan2 mereka.. Profil mereka yang munafiq ini sangat dijaga oleh Rasulullah dari diwar-warkan kepada para sahabatnya, kecuali kepada Huzaifah Al Yaman. Sahabat2 lain pun hanya tahu sape yang munafiq, bila lihat jenazah2 orang munafiq tersebut tidak diziarahi Huzaifah.

Menjawab secara spesifik pertanyaan akhi:

1. kita mengambil orang yang ZALIM bekerja di dalam Syarikat kita.
 
(Syarikat Kita ya? Maksudnya we have control on the syarikat kan?)
Secara ideal, kita mahu mencari pekerja yang capable (mempunyai quwwah untuk menanggung tugasan) dan juga beriman serta bertaqwa. Kalau dah "dharurat" memang sampai tak terjumpa yang berwibawa camtu memandangkan kat Malaysia atau dunia ni dah takde orang soleh yang capable.. Sampai terpaksa la amek Orang Zalim kategori 2 & 3 sebab mereka ni capable dan terrer betul, kita selaku majikan kena ambil berat tanggungjawab mengislahkan jiwa para pekerja tersebut , since ia syarikat kita. Dan kita ada control terhadap syarikat tersebut. Sebagai contoh, mewajibkan menghadiri kuliah / tazkirah yang syarikat anjurkan, sesi kaunseling, etika pemakaian patuh syariat, proses menasihati secara berterusan. Di syarikat tempat saya bekerja sendiri, pekerja yang kategori 3 ni memang datang tazkirah, mula macam terpaksa, pastu jadi rela. Suka dengar nasihat katanya.. Moga Allah beri hidayah.


2. kita berurus niaga dengan orang yang ZALIM (berjual beli dengan mereka atau membeli belah dengan syarikat yang dipunyai oleh mereka)

Sekali lagi, itulah sebabnya menjadi tanggungjawab ummat Islam untuk menyediakan segala prasarana keperluan ummat ini sehingga kita tidak perlu bergantung kepada orang lain.. Bak kata Hassan Al Banna dalam Usul 1 Rukun Faham, Islam juga merangkumi keilmuan, kebendaan, harta, kerja, kekayaan.... Bagi saya, Malaysia adalah model yang agak baik (dan perlu ditambah baik lagi juga), prasarana dan syarikat yang dipunyai orang Islam sangat banyak, dari sistem kewangan dan perbankan (almost semua bank kat Malaysia dah ada perbankan Islam), retail and services (Mydin, dan produk2 tempatan / keluaran negara), automobile (kita ada perodua dan proton, dan juga integrasi teknologi yang kita pelajari dari luar dan kita ajar ummat kita untuk guna , for example kat Malaysia ni, Toyota by UMW, Honda & Volkswagon by DRB, Kia & Peaugeot by NAZA, Hyundai by Sime Darby, etc), syarikat2 yang besar mula menerbitkan sukuk rather than bond, mula beralih dari kaunter haram ke kaunter halal.. Contoh juga macam PETRONAS menyediakan program Vendor Development Program, VDP yang majoriti adalah vendor Muslim, walaupun bleh je nak amek company oversea atau yang dah lama established by Chinese tycoon untuk provide service and products... Kita punyai universiti2 yang research done ramai sarjana kita yang Muslim.. Perubatan dan perhospitalan pun dah banyak yang Muslim owned...

Kalau kita rasa memang dah tak ada option lain, dan takde syarikat yang boleh offer pekerjaan yang menepati tahap ketaqwaan kita, kita lah orang yang kena buat bisnes tu.. Mungkin itu sebabnya kenapa Rasulullah pun cakap majoriti harta yang berkat tu datang dari bisnes.. (Must read: Jihad Bisnes by Tan Sri Ali Hashim).. Ummat kita memang banyak masalah dan banyak ancaman, tetapi daripada hanya bersedih kita menjadi victim, adalah elok kalau kita proaktif terus untuk membuat pembaharuan2 dalam membangunkan ummah..


3. kita bekerja di dalam syarikat dimiliki oleh orang yang ZALIM (gaji kita dibayar oleh orang yang ZLIM).

Perlu kaji 3 situasi: (1) syarikat yang bisnesnya halal tapi ownernya orang zalim (let say muslim yang suka minum arak / cina buddha).. (2) syarikat bisnes haram (tak kira la sape ownernya) - arak / judi (3) Ataupun syarikat tu memang pendirian dia declare contribute kepada Israel, persatuan Kristian zionis, etc..

Saya rasa, soalan akhi berkait dengan syarikat (1), sebab syarikat (2) & (3) sah2 ler clear jauhkan sejauhnya..

Syarikat ni pun ada banyak jenis, kalau dia sole proprietorship atau enterprise yang sah2 kita tau owner dia teruk dan zalim bangat, tanya balik diri kita betul takde option pekerjaan lain?

Adapun pula syarikat yang Sendirian Berhad, Berhad .. Yang pemilikan ekuiti dimiliki ramai orang / hak milik dirakyatkan .. Dan nature of bisnes pun yang syariah compliant (boleh tengok senarai Securities Commission (SC) untuk syarikat2 yang patuh syariat, banyak tau, boleh la pilih mana satu).. SC ada Majlis Penasihat Syariah tersendiri, org2nya berkredibiliti, insya Allah dah terlepas tanggungjawab kita since diorg ni dah tolong access kan kepatuhan syarikat tersebut terhadap syariat... Sekali lagi, kalau syarikat2 ni pun macam tak sesuai dengan jiwa dan ketaqwaan kita, start our own.. Stop crying and keep moving..

4. Kita tinggal di Negara yang dipimpin oleh orang yang ZALIM.

Kita perlu ubah. Tapi perubahan tersebut dilakukan dalam kerangka syariat. Kita mahu mengelakkan orang zalim kategori 2 dan beralih kepada kategori 1.. Bukan dari kategori 2 ke 3, apatah lagi ke kategori ke 4.. Ada langkah-langkahnya. Banyak mudharat dan maslahat yang sangat berlainan lapis yang perlu dinilai mana satu nak buat dulu dan mana satu nak buang dulu..

Banyak antara kita berjidal dari aspek hukum, namun ada antara kita gagal menghayati dan identify realiti yang kita ada sekarang.. Contoh bila kita nak define party "non muslim" yang ada di Malaysia, ada sebahagian pihak menyatakan mereka ni kategori zalim 3, dan ada yang nyatakan mereka kategori 4... Jadi kita dok berlawan hujjah yang memang hujjah tu betul, tapi dalam kepala kita menafsirkan realiti yang berbeza , sampai bila tak akan temui titik pertemuan yang sama.. Allahua'alam..contohnya, bagi ISMA, DAP adalah kategori 4 berdasarkan bukti2 yang ISMA selidiki, bagi PAS pula DAP bagi mereka adalah kategori 3, mungkin atas bukti interaksi2 mereka selama ini..

If only we could agree on to identify who is our real enemy yang boleh dijinakkan dan yang mana enemy yang tak boleh dijinakkan..

Disebabkan mereka ini adalah ZALIM, saya menjadi risau pula bila memikirkan yang selama ini, ramai orang Islam terutamanya di Malaysia, sudah melakukan interaksi dengan orang orang ZALIM tanpa mereka sedari hukum hakam yang digariskan dalam Islam. Ada sebarang pencerahan pada persoalan saya ini?"

Harap jawapan2 kerdil saya menjawab persoalan.. Kalau kurang jelas, saya sarankan dapatkan lah orang yang lebih arif, berilmu, dan beramal dengan ilmunya, bertaqwa lagi terpercaya..

Jazakallah sebab percaya kepada saya untuk menanyakan soalan.

Saya sangat berharap sekalian ummat yang mencintai Islam dan mendokong amal-amal menegakkan Islam dapat bersatu hati walau bergerak dalam lapangan berbeza dan berlapang dada pada khilaf2 yang furu' sambil berpegang teguh pada perkara2 yang thawwabit dalam agama.

Bak kata tokoh Salafi (tak ingat nama) di Mesir masa Presidential Election Mesir, "kami berbeza dengan Ikhwan pada aspek politik, tetapi bukan berbeza aqidah. Kami akan mengundi Mursi berbanding Syafiq (ex PM rejim Mubarak)"

Tazkirah Jihad - Mengambil Semangat Sultan Muhammad Al Fatih





Syair Sultan al Fateh tentang jihad :

wa hamasi (demi semangatku) aku mengeluarkan semua keupayaan untuk pengabdian kepada agamaku, agama Allah

wa azmi (demi tekadku) aku tundukkan orang-orang kafir dengan bala tentera, berkat kelembutan Allah

wa tafkiri (demi fikiranku) aku pusatkan kemenangan ini datang deripada rahmat Allah

wa jihadi (demi jihadku) dengan jiwa raga dan harta benda, lalu apa lagi makna dunia selepas ketaatan kepada perintah Allah

wa asywaqi (demi kerinduaanku) dan perang ratusan ribuan kali bagi mendapat redha Allah

wa rajai (demi harapanku) adalah pertolongan Allah dan kemenangan negara ini atas musuh-musuh Allah




 
Inilah wasiat al Fateh kepada anaknya di saat menjelang kematiannya seperti yang dirakamkan oleh Syeikh Dr. Ali Muhammad ash Shallabi dalam kitabnya : Al Daulah al Othmaniyyah ‘Awamil al Nuhoodh wa asbab as suquuth.
Tidak lama lagi aku akan menghadap Allah. Namun aku sama sekali tidak merasa menyesal kerana aku meninggalkan pengganti seperti kamu. Kamu mesti menjadi seorang yang adil, soleh dan pengasih. Bentangkan perlindunganmu kepada seluruh rakyat tanpa membeza-bezakan mereka. Tugas kamu dalam menyebarkan agama Islam itu adalah kewajipan raja-raja di bumi ini.

Dahulukan kepentingan agama lebih daripada kepentingan yang lain. Jangan kamu lemah dan lengah dalam menengakkan agama. Jangan kamu sekali-kali mengambil orang yang tidak peduli kepada agama sebagai pembantumu dan jangan pula kamu mengangkat orang yang tidak menjauhi dosa-dosa besar dan leka dalam kekejian. Hindari perkara yang merosakkan. Jauhi orang yang menyuruhmu melakukan kejahatan. Lakukan perluasan negara ini melalui jihad. Jaga harta Baitul Mal, jangan sampai dibazirkan. Jangan sekali-kali kamu menghulurkan tanganmu pada harta rakyatmu, kecuali sesuai dengan syariat Islam. Himpun kekuatan orang yang lemah dan fakir dan berikan penghormatan kepada orang yang berhak.

Ulama adalah kekuatan yang harus ada dalam negara ini, maka hormati mereka. sekiranya kamu mendengar ada seorang ulama di negara lain, ajak dia datang ke negara ini dan beri dia harta kekayaan. Hati-hati jangan sampai kamu tertipu dengan harta bendamu dan dengan banyaknya jumlah ketenteraan. Jangan sekali-kali kamu mengusir ulama dari pintu-pintu istanamu. Jangan sekali-kali kamu lakukan satu hal yang bertentangan dengan hukum Islam. Agama adalah tujuan kita, hidayah Allah adalah cara hidup kita dan dengan agama ini kita menang.

Ambillah pengajaran ini daripadaku. Aku datang ke negara ini (Konstantinople) laksana semut kecil, lalu Allah kurniakan kepadaku nikmat yang sedemikian besar ini. Maka berjalanlah seperti apa yang aku lakukan. Bekerjalalah kamu dalam meninggikan agama Allah dan hormatilah ahli-ahlinya. Janganlah kamu menghambur-hamburkan harta negara dengan berpoya-poya dan bersenang-senang, ataupun kamu pergunakan lebih daripada sewajarnya. Ini kerana semua itu adalah penyebab utama kehancuran.



Catatan: Petikan di atas saya perolehi dari bahan ulangkaji kuiz di syarikat saya. Tidak disebutkan siapa penulis buku dan tajuk penuh buku. All copyright goes to the author (whom I do not know).

Monday, April 08, 2013

Misi Yang Tidak Dilupa...


Keheningan waktu pre-subuh dipecahkan oleh deruman enjin Ogarat yang menyusuri jalan di bandar Ardnaxela. Mane lah agaknye pangkalan vankara* mereka? Misi menghantar "mak angkat" mesti dilaksanakan sebelum subuh menjelma! Mak angkat yang telah ditinggalkan oleh semasa Misi Pertama kerana kenderaan sarat dengan bekalan amunisasi. Lalu, mak angkat sanggup ditinggalkan agar persediaan rapi yang telah diatur oleh biro amunisasi tidak perlu ditinggalkan. Mak angakat, Ummu Nidal II akan menjaga kebajikan tentera-tentera agar mereka berjuang dengan semangat tinggi, seperti Ummu Nidal Al Quds mendidik anak-anaknya yang telah pun selamat sebagai asy-syuhadaa'.
Panggilan dibuat kepada tentera-tentera di pengkalan showground. Ah! Communication break down! Panggilan tak berjawab. Panggilan terputus. Akhirnya panggilan disahut suara serak (mungkin tentera tertidur semasa mengawal?).
"Cygma-alpha-lego-alpha-miu. Do you copy?" Liutenat Nodee tidak putus asa cuba menghubungi showground.
"Copy-copy," akhirnya suara Captain Ein kedengaran.
"Kami dah masuk radius pangkalan, tapi pangkalan tak jumpa.."Lt. Nodee dah bingung. Penat setelah ekspedisi GOR masih tersisa tapi kerja perlu diteruskan. Lt. Nodee kena menjadi pengintip dalam ekspedisi tersebut, keluar bersama orang-orang besar Malazi untuk meninjau apa maklumat terbaru di Malazi
"Patah balik sedikit mengikut jalan menuju check point Aey, kemudian pasti anda menemukan showground tempat kami mendirikan pangkalan," Captain Ein memberi arahan.
"Na'am. Copy. End"
"End"
Perjalanan malam itu sukar sekali, berbanding dengan ekspidisi pertama semasa Liutenant Nodee dan Captain Ein mengeksplorasi kem Alaok, iaitu tempat training tentera yang bakal berjuang di jalan Allah. Ini kerana ditakdirkan Allah, tiba-tiba Liutenant Nodee membuat keputusan untuk mengambil jalan mengikut Route Melba bukan Route Hadnooram seperti ekspedisi pertama. Akibatnya perjalanan malam itu menyelusuri rimba yang penuh binatan buas* dan exotic, subhanallah, dan pokok-pokok tinggi menjulang. Mungkin Allah sengaja utk meninggikan tahap tawakal dan mengajak team ekspidisi yang menghantar Ummu Nidal II ke showground supaya lebih banyak bertahmid, bertasbih mengingati Allah.
Sebelum memulakan perjalanan pilot, Captain Ramka mengimamkan solat isyak dengan bacaan surah Alam Nasyrah, mengobarkan semangat tentera bahawa tiada waktu rehat, dan kena terus mengerjakan amal soleh. Captain Ramka selaku pilot, Liutenant Nodee bertanggungjawab meng"tracking" koordinasi kedudukan mereka, dan membaca peta. Khuatir sekiranya mereka masuk ke dalam kawasan musuh.
"Ah! Bingo. Alhamdulillah. Itu dia showground yang kita cari." Captain Ramka excited.
Kelihatan kelibat Ali, kereta kebal yang dihantar utk mengawasi ekspedisi tersebut, Ali diparkir bersebelahan kem-kem yang didirikan oleh team Captain Ein. Semoga usaha mereka menawan kem Alaok dan latihan tentera yang dijalankan dapat melahirkan next generation of Rantissi, Yassin, Yahya Aiyyash.. Ayatul Akhras, Darin.

Allahua'lam.

pen off 3:10 PM , Saturday 23rd December 2006

 

Thursday, April 04, 2013

Challenge me that I am a racist!


Some people who claimed us racists are whom themselves most of the time do not even mingle with non-Malay and non-Muslim friends and environment. I grew up in neighborhood, school, tertiary education, working atmosphere, even my very own ancestors and some relatives who are non-Malay and non-Muslim still. I understood their religion(s) and culture very well. We exchange information and thoughts on ideology and beliefs.

To love and protect my Malay roots which relates to Islam, as per history and as per statutes and constitution does not make me a racist. Not doing so will just make me a coward. Racist is about pronouncing one race is superior to the others. But what I pronounce is my religion (read: deen) is superior to others.
Am I racist again? Challenge me if you claim me as one!
 

Sunday, February 24, 2013

Belajar dari HAMAS


HAMAS pertama kali menyertai pilihanraya legislatif pada awal 2006. HAMAS telah menang dengan bergaya dengan menyapu 76 daripada 132 kerusi parlimen (iaitu 58%). Apakah yang menyebabkan masyarakat Palestin begitu yakin untuk memberi sokongan padu kepada HAMAS yang baru pertama kali “menceburkan  diri” di medan politik pilihanraya atau demokrasi secara langsung. Masyarakat Palestin sangat mengetahui bahawa sokongan mereka kepada HAMAS dan kemenangan HAMAS akan menyebabkan kehidupan mereka bertambah sengsara, iaitu mereka akan ditekan dengan lebih keras oleh Israel dan sekutu-sekutunya.

Mungkin ini adalah kesan tarbiyah dan pembentukan jiwa masyarakat Palestin yang telah dilakukan secara berterusan sehingga “a’ish ‘azeezan, ‘au mut syaheedan” (hidup mulia atau mati syahid) menjadi prinsip kehidupan mereka. Masyarakat Palestin faham bahawa undi mereka bermatlamat untuk menegakkan kembali daulah Islam dan segala syiar yang berkaitan dengan mengtauhidkan Allah. Mereka sangat faham bahawa tiada yang lebih berharga melainkan hidup bermaruah dengan berlandaskan Al Quran dan Sunnah, serta kembali kepada Allah dalam keadaan telah melaksanakan keseluruhan tuntutan tersebut.

Ttanya sahaja sesiapa yang telah menjejakkan kaki di bumi anbiya’ tersebut, sehingga kini, pasti dapat merasakan serta melihat dengan jelas aura keimanan mereka dan aplikasinya dalam kehidupan.

Keikhlasan HAMAS tampak jelas di bumi Palestin. Mereka menunjukkan bahawa ukhuwah Islamiyah juga lebih besar dari segala perbalahan, permusuhan dan dendam kesumat sesama kaum muslimin. Akhlak “hilmi” amat kaya di sanubari mereka, mereka memberi kemaafan dan tidak membalas kemarahan walaupun mampu melampiaskan kuasa politik yang diperolehi mereka terhadap Fatah yang sekian lama banyak membantai HAMAS.  HAMAS menyampaikan salam perpaduan untuk kepentingan ummah, sedangkan dengan kemenangan majoriti, mereka tidak perlu pun Fatah menempek di sisi mereka.

Banyak rupanya yang kita belum pelajari dari ummat yang Allah janjikan sebagai pelopor dan pencetus kemenangan Islam di muka bumi. Masyarakat Palestin faham undi mereka bermaksud nyawa, harta dan keselesaan mereka terancam, tetapi asalkan Islam tertegak atas muka bumi.

1948 Palestin dijajah Zionis. 1987 HAMAS diasaskan secara formal. 2006 HAMAS menerajui kepimpinan masyarakat Palestin. Masyarakat Palestin semakin menapak ke ambang kemenangan. Israel mula menyuarakan kegusaran, sekutu besarnya Amerika Syarikat semakin berhadapan krisis ekonomi, sosial dan politik. 65 tahun berlalu sejak Palestin terjajah, mungkin kemenangan sebenar mengambil masa 20 tahun, 30 tahun, atau 50 tahun lagi.

Belajarlah dari mereka wahai rakyat Malaysia. Bermulalah hari ini, dengan niat, nafas dan langkah yang baru.  Mari meletakkan Islam sebagai matlamat tertinggi. Buangkan yang keruh, ambil yang jernih. Mari kita menyebarkan kasih sayang, perpaduan atas dasar kepentingan ummat serta kesetiaan kepada sesama kaum muslimin.

Orang yang kalah bukanlah orang yang lambat bermula atau lambat sampai ke destinasi, tetapi orang yang kalah adalah orang yang tidak pernah bermula.

Wednesday, January 16, 2013

Bersara dengan Bergaya


Pernahkah anda terfikir, apakah gaya hidup anda selepas persaraan? Apakah kos saraan hidup sebulan selepas anda bersara?

Sekiranya anda menyatakan bahawa anda dan pasangan memerlukan RM 5000 sebulan sebagai kos saraan hidup selepas usia 55 tahun, dan katakanlah anda akan hidup sehingga usia 80 tahun,

Ini bermakna anda memerlukan 25 tahun x 12 bulan/tahun x RM 5000/bulan = RM 1,500,000 sebagai bekalan! Iaitu dalam RM 1.5 juta! Anda perlu menjadi jutawan apabila bersara untuk mengekalkan gaya hidup yang anda inginkan. Ini adalah kiraan secara kasar dan tidak pula mengambil kira kadar inflasi! Kemungkinan juga anda dan pasangan memerlukan lebih daripada RM 5000 sebulan.

Tahukah anda, kebanyakan rakyat Malaysia tidak mencapai angka yang disebutkan di atas walaupun telah menabung dalam KWSP.

Tahukah anda, kebanyakan rakyat Malaysia menghabiskan simpanan KWSP dalam masa 5 tahun sahaja selepas bersara.

Tahukah anda, kebanyakan rakyat Malaysia terpaksa mencari pekerjaan, walaupun telah lanjut usia atau telah melangkaui umur persaraan.

 
Senario di atas walaupun “mengerikan”, tetapi ia adalah satu fenomena yang benar-benar berlaku dalam masyarakat.

 
Jadi apakah persediaan yang perlu kita lakukan untuk memastikan supaya kita tidak terperangkap dalam persaraan yang menyesakkan?

 

Situasi di atas bertambah kompleks apabila:

·         Dengan semakin bertambahnya usia, keupayaan untuk bekerja agak berkurang (faktor kesihatan terjejas)

·         Anda masih mempunyai anak-anak yang ditanggung kerana mereka belum bekerja (masih di universiti atau bangku sekolah)

·         Terdapat pinjaman perumahan ataupun kenderaan yang belum habis dibayar

·         Perlu menguruskan perbelanjaan perkahwinan anak-anak

·         Tidak bersedia untuk “menurunkan” standard gaya hidup selepas bersara, kerana telah biasa dengan kehidupan yang agak mewah

·         Umur lebih panjang dari 80 tahun

 

Ini scenario kes Ahmad (bukan nama sebenar) seorang Eksekutif Kanan di sebuah syarikat minyak dan gas di negara

·         Ahmad berusia 30 tahun

·         Ahmad mempunyai tempoh 25 tahun sebelum bersara (55 tahun – 30 tahun = 25 tahun)

·         Secara purata dalam tempoh 25 tahun, Ahmad mempunyai caruman bulan KWSP bernilai lebih kurang RM 3000 sebulan (caruman majikan & caruman sendiri).

·         Sekiranya dividen KWSP secara purata 4% setahun, ini bermakna Ahmad akan mempunyai RM 1,547,529 apabila Ahmad telah bersara nanti

·         Sekiranya Ahmad hidup 25 tahun selepas bersara, ini bermakna perbelanjaan Ahmad perlu diterhadkan dalam RM 5,158.43 sebulan.

·         Pendapatan Ahmad sekarang adalah lebih kurang RM 7,000. Jadi Ahmad perlu hidup dengan “lifestyle” yang dikurangkan hampir RM 1,842 selepas saya bersara nanti. Hurm, sedangkan sekarang pun Ahmad rasa sukar untuk mengurangkan perbelanjaan, bagaimana pula untuk mengurangkan kadar berbelanja kemudian hari nanti apabila telah tua..


Sekiranya anda berminat untuk membuat persediaan yang lebih kukuh dari aspek kewangan, sila hubungi saya Norhidayah Ismail 019-6190449 / hidayah_10@yahoo.com / FB Norhidayah Ismail untuk membantu anda mendapatkan solusi terbaik bagi hal ini.